Wednesday, February 01, 2012

Memahami Tahapan Perkembangan Sosial-Emosi Bayi

saya copy paste dari tetangga sebelah, buat bahan bacaan saya guna belajar untuk melihat dan memantau perkembangan azka-ku :)

Setiap aspek dalam tahap perkembangan bayi kecil Anda pasti amat menarik untuk diperhatikan. Entah itu saat dia mulai bisa tersenyum, tertawa, merangkak, duduk, berdiri, berespon ketika diajak bicara, ataupun menunjukkan kemampuan lain yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Tentunya, Anda pun ingin menjadi saksi pertama atas seluruh kebisaannya itu.

Walaupun setiap bayi memiliki keunikannya sendiri, namun pada umumnya, setiap bayi memiliki tahapan perkembangan emosi yang dapat diprediksi polanya. Berikut kami berikan panduannya untuk Anda.


Usia 0-3 bulan
Bayi yang berusia 0-3 bulan sudah mulai dapat beraksi terhadap pandangan dan suara. Untuk beberapa detik, bayi sudah mulai bisa melihat dan menatap Anda, bahkan memberikan respon jika diajak bicara atau tersenyum. Bayi mungil Anda mungkin seringkali menangis, namun biasanya bisa segera diatasi dengan memberinya rasa nyaman melalui pelukan, diberi makan, diganti popoknya, digendong ataupun diajak bicara. Selain itu mereka juga sudah mulai dapat mengenali orang-orang yang sering dilihat atau berada di dekatnya.

Karena pada 3 bulan pertama ini bayi sepenuhnya bergantung pada Anda, maka kebutuhannya untuk mengatasi perasaan negatif yang dialaminya, seperti stres, takut, frustrasi dan lain sebagainya juga sepenuhnya berada pada tangan Anda. Pada saat ini, yang terpenting baginya adalah merasakan bahwa orangtuanya selalu ada untuknya, setiap kali ia membutuhkan. Dengan begitu, kepercayaannya terhadap Anda pun mulai terbentuk. Rene Brummage, pakar perkembangan anak mengatakan, Lingkungan anak memegang peranan yang penting dalam membentuk kepribadiannya. Lingkungan yang penuh kasih sayang akan mendorongnya memiliki emosi yang stabil. Sebaliknya, lingkungan yang penuh dengan tekanan akan membuatnya tumbuh dalam ketakutan.

usia 3-6 bulan
Pada masa ini, bagian otak bayi yang membantunya mengatasi dan mengontrol emosi mulai tumbuh. Dia pun menikmati interaksi dengan orang lain dan menunjukkan minat yang sangat besar dalam melihat wajah orang lain. Para ahli meyakini, ekspresi dan aneka simbol yang ditunjukkan oleh wajah tak hanya dapat membantunya membangun hubungan dengan dunia tetapi juga dapat menolongnya membangun ikatan emosi yang kuat dengan orang-orang yang menyayanginya, terutama Anda orangtuanya. Dari setiap respon yang diberikan orang-orang dewasa di sekitarnya, ia belajar bahwa senyuman, tangisan, dan hal-hal lain yang dilakukannya dapat memberinya respon emosional balik.

Untuk membantu perkembangannya, cobalah untuk melakukan permainan kata atau mencoba membuat bunyi-bunyian bersama. Kemudian doronglah dia untuk mencoba menirukan bunyi-bunyian yang disukainya. Walaupun dia belum mengerti, Anda harus berusaha untuk terus berinteraksi dengannya melalui obrolan, membacakan cerita ataupun bernyanyi untuknya. Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah bermain si kecil di depan kaca. Rene mengatakan, ?Cara ini tak hanya dapat memberinya pandangan yang lebih baik tentang dirinya tapi juga dapat mendorong perkembangan emosi yang positif terhadap sosok yang dilihatnya di cermin.?

Untuk menunjukkan perasaan tidak senang, bayi mungil Anda kini sudah mulai dapat menunjukkannya dengan mengeluarkan suara-suara lain selain menangis. Jika ia merasa senang, ia pun dapat menunjukkannya dengan senyum, tertawa atau memperdengarkan suara-suara menyenangkan lainnya. Intinya, bayi Anda sangat suka diperhatikan dan tersenyum pada orang-orang yang dikenalnya. Sebaliknya ia pun bisa menunjukkan rasa takut jika berada dekat dengan orang-orang baru.

usia 6-9 Bulan
Selama tahap ini, bayi yang diasuh dengan penuh cinta dan kasih sayang yang konsisten sudah memiliki ikatan sosial emosi yang kuat dengan orangtua dan pengasuh lain yang penting dalam hidupnya. Semakin kuat ikatan, semakin kuat pula kepercayaan si kecil. Dalam memorinya, ia pun telah membeda-bedakan orang di sekitarnya menjadi dua yaitu, orang yang disukainya atau orang asing. Karena itu, ia pun mulai menunjukkan rasa kehilangan dan protes yang kuat (separation anxiety) jika berada jauh dari orang yang dekat dengannya.

Hillary Kruger MD, pakar perkembangan dan perilaku anak menambahkan, bayi pada periode ini sudah dapat mengetahui jika orangtuanya meninggalkan ruangan lalu kemudian mencarinya. Ketakutan dan ketidaksukaannya terhadap orang asing pung semakin kuat ditunjukkan (stranger anxiety), misalnya dengan menangis atau dengan berlindung pada Anda. Mereka juga sudah mulai menunjukkan penolakan terhadap sesuatu hal yang tidak disukai. Saat terbangun di malam hari, beberapa bayi pada usia ini berusaha mengatasi ketidaknyamanannya dengan memegang atau menggigit mainan yang disukai atau bahkan jarinya sendiri. Menginjak usia 8 bulan ke atas, bayi Anda mulai menyukai permaian petak umpet. Sembunyikanlah mainan kesukaannya di bawah selimut, dan lihatlah bagaimana ia berusaha untuk menemukannya.

usia 9-12 Bulan
Pada tahap ini rasa takut terhadap orang asing dan kelekatan terhadap orang-orang yang memiliki arti khusus buatnya masih akan terus berlanjut tapi akan berangsur-angsur berkurang. Ekspresi, gerakan tubuh dan suara untuk menunjukkan perasaannya pun sudah berkembang semakin kompleks. Interaksi sosialnya pun makin berkembang. Hal ini ini ditunjukkan dengan ketertarikannya untuk mulai bermain dengan orang lain.

Hillary mengatakan, mendekati usia satu tahun anak mulai menikmati permainan yang bersifat resiprokal (berbalasan), seperti menggelindingkan dan menangkap kembali bola. Sejalan dengan pertumbuhan fisiknya yang memungkinkan dia untuk bergerak lebih bebas ke sana-ke mari, ketertarikannya pun tumbuh semakin besar untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya. Menurut Hillary, hal itu biasanya ditunjukkannya dengan menunjuk suatu objek yang menarik agar orangtuanya pun ikut memberikan fokus dan perhatiannya.

No comments: