Thursday, September 10, 2015

Money Game Versus MLM

Money Game Versus MLM

Pertanyaan apakah bisnis MLM ini termasuk Money Game, itu yang sering terdengar setiap kali kita memprospek customer untuk membeli produk kita yang kita jual dgn prosedur Multi Level Marketing (MLM). Ini sudah menjadi pertanyaan lumrah yang selalu diajukan orang. Disini saya hanya mau mengungkapkan sedikit pendapat saya atas pertanyaan tersebut.

Money Game yang secara agamapun dianggap riba, dilarang. Nah apa itu Money game ? gak beda jauh dengan judi. Money game adalah suatu kegiatan pengumpulan uang atau kegiatan menggandakan uang yang pada praktiknya pemberian bonus atau komisi diambil dari penambahan atau perekrutan anggota baru, dan bukanlah dari penjualan produk. Kalaupun ada penjualan produk, hal itu hanyalah kamuflase.Salah satu daya pikat money game adalah janji-janji mendapatkan untung besar dalam waktu singkat dengan usaha yang amat minimal. Di berbagai penjuru dunia, money game telah banyak mengilhami orang untuk melakukan penipuan berkedok investasi. Dan, makin sulit dibedakan bila penipuan ini menggunakan kedok bisnis yang sah seperti pemasaran jaringan (multi level marketing), arisan berantai, koperasi simpan-pinjam, dan penggunaan teknologi internet.Bahkan, menurut beberapa sumber, dikatakan bahwa money game ternyata sudah lahir sejak lama. Fakta menuliskan bawah money game telah dikenal di AS pada masa setelah Perang Dunia I dan pertama kali dikenalkan oleh Charles Ponzi, seorang keturunan Italia. Pada saat itu, bisnis tipu menipu ini telah berhasil mengumpulkan uang hingga ratusan juta dolar. Bayangkan, di tengah krisis perang dunia, bisnis janji palsu ini berhasil mengumpulkan uang hingga demikian besar. Hal itu tentu menjadi bukti bahwa ternyata banyak orang yang masih belum menggunakan logika dengan benar dalam mengkaryakan asetnya.

Fakta membuktikan bahwa “korban” dari money game sebagian besar adalah kaum hawa, terutama ibu-ibu rumah tangga.  Mengapa? Kemungkinannya adalah karena perempuan lebih emosional. Mereka biasanya tidak tega menolak tawaran teman atau saudaranya. Selain itu, perempuan juga sangat familiar dengan kata arisan sehingga gampang sekali tertarik terhadap bisnis ini. Nah, akhir-akhir ini banyak yang menawarkan bisnis MLM yang kalau kita tidak hati-hati bisa saja MLM termasuk money game yang berkedok MLM. 

MLM (Multi Level Marketing) secara harfiah bahwa ini sebuah cara penjualan langsung ke customer yang mana seharusnya harganya murah tidak mahal karena biaya promosi dan biaya penyewaan SPG lebih kecil krn include dgn bonusnya si distributor. Dan MLM ini hanya cara penjualan, jadi kalau distributor itu tidak melakukan penjualan seharusnya tidak akan mendapatkan komisi. Itu yang menjadi catatan kita bersama, jika dapat komisi gede melebihi harga barang tanpa melakukan penjualan itu yang seharusnya dikasih note merah. Bisa jadi itu merupakan bentuk money game yang berkedok MLM. Logikanya kalau bonus rekrut downline itu gede, pasti harga produknya  murah, sehingga otomatis itu produk sebenarnya dibandrol mahal karena untuk bayar komisi distributornya saja. Padahal seharusnya harga jual barang tinggi karena kualitasnya bagus dan bonuspun 1%-20% dari harga jual, bukan sebaliknya, bonus 80% tapi harga barang 20%.

Nah kaum hawa yang sering jadi korban money game ini biasanya tergiur dgn bonus yang gede bukan dari manfaat produknya. Padahal hukum jual beli itu adalah azaz manfaat dimana pembeli merasakan manfaat dari barang yang dibeli dan penjual merasakan keuntungan dari barang yang dijual. Agar lebih paham bisa diliat contoh berikut ini :
  • A jual produk seharga 1,2 juta ke B
  • Bonus disaat A disaat rekrut downline B sebesar 1jt, 
  • dan jika si B dapat merekrut orang lagi maka si A akan dapat bonus lagi 1juta
  • dan begitu seterusnya...
Nah inilah contoh ilustrasi money game yang berkedok MLM, dimana harga barang 1,2jt tetapi bonus yang didapatkan upline yang tidak menjual langsung saja 1jt sebanyak 2 kali, secara logika harga barangnya hanya 200rb, bisa disimpulkan bahwa barang tersebut dibandrol dengan berkedok MLM karena barangnya tidak laku, atau barangnya tidak berkualitas. Disini yang dirugikan adalah customer pemakai produk, harga 200 tetapi harus membayar sebesar 1,2jt.

So, sebagai pelaku bisnis dengan cara pemasaran MLM , kudu cermat dan hati-hati untuk melihat business plan dari bisnis pijakan kita. Pastikan Perusahaan Mitra MLM kita memenuhi prosedur sebagai perusahaan yang berbisnis dengan cara MLM seperti berikut ini :
  1. Perusahaan MLM ini harus mempunyai kantor tetap yang berdomisili di suatu gedung atau rumah atau ruko.
  2. Mempunyai Produk berkualitas yang dijual.
  3. Ada SIUP sebagai bukti bahwa perusahaan tersebut resmi secara legal
  4. Bonus yang didapatkan oleh distributornya adalah bonus penjualan bukan bonus rekrutment
  5. Bonus penjualan tidak melebihi harga produk
  6. Ada izin MUI 
  7. Bebas biaya bergabung 
Mari kita berbisnis dengan etika dan tanggung jawab. 

Better life with MCI
 

No comments: