Wednesday, September 16, 2009
Menuju Lebaran
Adalah hal yang ditunggu bagi orang-orang yang hidup merantau jika hari puasa sudah di ujung akhir perjalanan. Tinggal 4 hari lagi kita akan menuju hari nan fitri itu, setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Walau suhu jakarta di bulan puasa ini tidak bersahabat sekali dengan kondisi tubuh namun demi mengejar amal ibadah, tak ingin diriku mengeluhkan panasnya jakarta. Mungkin itulah nikmat yang luar biasa yang kita dapatkan jika kita puasa, karena setiap berbuka puasa hanya dengan segelas air putih saja, terasa seperti meminum anggur nan manis, segar menusuk raga. Puasa sebenarnya bukan saja menahan makan dan minum tetapi melatih kita menahan hawa nafsu, melatih kita berbagi dengan sesama, bahwa masih banyak orang-orang yang lebih susah dari kita. Di saat kita puasa, kita diajarkan, seperti itu rasa orang kelaparan dan kehausan di luar sana yang tak punya uang untuk memenuhi isi perutnya.
Bulan puasa sebenarnya hanya sebuah lukisan kehidupan bahwa kita seharusnya melakukan kebaikan di tiap bulan dalam setahun itu seperti bulan ramadhan. Bisa kita katakan sebagai bulan titik balik untuk merubah sikap dan perilaku kita yang tidak baik ke arah yang lebih baik lagi. Saatnya kita mengaca pada bulan yang penuh berkah ini, bahwa kita perlu penyiraman rohani agar hidup lebih baik lagi.
Yang unik dari tradisi kita adalah mudik setelah puasa berakhir, tak bisa dilupakan untuk hajatan yang satu ini. Walau dengan bermacet-macet ria, masih kita tempuh demi menjalin tali silaturahmi dengan keluarga. Tak heran jika waktu mudik adalah waktu yang ditunggu dalam tiap tahunnya. Berburu uang pecahan, berburu baju lebaran dan tak kalah lagi berburu kue kering lebaran. Di pasar dan mall akan penuh sesak jika bulan nan fitri itu akan tiba, semua akan merasakan berkahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment