Kepribadian seseorang menjadi tolak ukur dari penempatan seseorang dalam masyarakat, jika kepribadian seseorang ini baik pasti orang akan merasa segan dan menghormatinya. Padahal orang melihat kepribadian orang lain itu dari sikap dan kebiasaan yang dilakukannya tiap hari. Orang akan mengatakan bahwa dia pembohong karen seseorang suka terbiasa berkata bohong, jika orang mengecap orang sombong karena melihat kebiasaan sombong dari orang yang bersangkutan. Khalayak umum pasti akan meng-cap bahwa orang-orang yang kebiasaannya jelek kemungkinan kepribadiannya juga jelek. Jadi kepribadian ini bertautan erat dengan kebiasaan kita.
Dan anehnya lagi, orang-orang disekitar kita lebih ingat kepribadian kita akan kebiasaan jelek daripada kebiasaan baik yang kita lakukan. Di sekitar kita banyak kita temui hal-hal tersebut. Jika kita punya temen, kemungkinan besar yang kita inget adalah kebiasaan-kebiasaan jeleknya. Saya punya temen, anggap saja si D yang selalu ngomongin kelebihan dia dan keluarganya, yang akhirnya saya menge-capnya sebagai si sombong, dan punya teman lagi misal si M yang biasa ngomong judes, akhirnya tertempel bandrol si Judes, misalkan lagi kita punya teman si L yang terbiasa tidak mau dikritik dan selalu menganggap perkataaannya benar, akhirnya kita namain dengan si Belagu. Padahal kalau diliat dan diperhatikan, mereka si D, L, dan M ini punya banyak kelebihan , tp karena kebiasaannya jeleknya jadi yang kita liat maka kita meng-klaim mereka mempunyai kepribadian jelek. Dan kadang-kadang si pelaku ini sebenarnya sadar akan kebiasaan buruknya tapi mereka tidak punya kekuatan untuk merubahnya.
Perubahan dari kebiasaan ini perlu waktu dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Semakin kita terbiasa dengan perubahan yang lebih baik maka semakin baik pula pribadi kita. Kepribadian yang baik akan menunjang ke arah kebaikan, baik dalam pergaulan, pekerjaan, dan perkataan. Tidak akan merugi bagi kita yang melakukan perubahan menuju kebaikan. Kebiasaan terbentuk atau dibentuk dari hal-hal yang dilakukan berulang-ulang. Setelah terbentuk, kebiasaan mengambil sebuah penampilan yang besar dan kuat dan menentukan apakah sebuah keadaan bisa disebut nyaman atau tidak. Dia yang menentukan apakah kita akan berbahagia dengan sebuah kondisi, atau tidak. Mari kita ubah kebiasan jelek kita menjadi kebiasan yang lebih baik agar pribadi-pribadi kita menjadi lebih baik...
2 comments:
semangat bu :D
Semangaaaaaaaaaaaaaaat..
Post a Comment